KOTAAGUNG--Banyaknya partai politik (parpol) dan calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2009 ternyata justru membingungkan masyarakat. Hingga empat bulan menjelang pemilu legislatif, warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Tanggamus mengaku masih bingung menentukan pilihannya.
Selama satu pekan di akhir Desember 2008, wartawan Lampung Post mewawancarai sejumlah warga di kabupaten itu. Dari wawancara seputar Pemilu 2009, terungkap sosialisasi parpol peserta pemilu dan caleg di tingkat akar rumput masih sangat kurang. Sehingga, rakyat tidak banyak tahu partai atau celeg mana saja yang layak mendapat mandat untuk mewakili aspirasi mereka di parlemen nantinya.
Misalnya Entus (28), warga Kecamatan Talangpadang, Tanggamus, yang mengaku tak mengerti mengapa begitu banyak partai yang akan ikut serta dalam Pemilu 2009. Dia juga mengaku tidak tahu banyak tentang partai-partai itu. "Sudah partainya banyak, calegnya juga banyak betul, terus terang saya dan keluarga termasuk tetangga saya masih bingung harus milih partai mana atau caleg yang mana," kata Entus di kediamannya, Sabtu (3-1).
Hal senada dikatakan Nurhayati (40), warga Kecamatan Gisting, yang ditemui esok harinya. "Memilih satu dari tiga partai saja bingung, apalagi banyak," ujarnya.
Nurhayati membandingkan pemilu ketika Orde Baru (Orba) yang hanya diikuti tiga partai dengan pemilu setelah reformasi yang diikuti banyak partai. "Kalau pilihannya sedikit, masih bisa kita cepat menentukan pilihan, kalau banyak begini susah mastiin yang benar-benar niat nolong rakyat," kata dia.
Apalagi parpol peserta pemilu nanti rata-rata mempunyai platform yang sama. Sehingga sulit untuk menentapkan pilihan parpol atau caleg yang mana.
Menurut Nani (45), warga Kotaagung, yang juga pemilik sebuah toko, sudah jadi rahasia umum saat mendekati pemilu seperti ini para pengurus partai dan caleg bersikap SKSD atau sok kenal sok dekat. "Mereka tebar pesona dan tebar janji-janji muluk, tetapi kenyataannya nanti tidak seperti itu," kata Nani yang juga pengurus pengajian itu.
Sementara Uli (41), warga Limau, menilai rakyat akan asal nyoblos atau bahkan menjadi golput (golongan putih). Penyebabnya karena tidak begitu paham dengan partai peserta pemilu sebagai dampak kurangnya sosialisasi parpol.
Tidak hanya Entus, Nurhayati, Nani, dan Uli saja yang bingung menentukan pilihannya. Barman (53), warga Kecamatan Wonosobo dan Fitria (19), warga Kecamatan Semaka, juga mengaku belum mengetahui akan memilih partai apa pada Pemilu 2009. Menurut mereka, di masa kampanye semua paprol dan caleg pasti akan memberikan janji-janji surga agar mendapat simpati dari rakyat.
Menurut Barman, banyaknya jumlah partai itu ternyata tidak membawa kesejahteraan rakyat. Bahkan, partai-partai justru ribut-ribut sendiri. "Belum lagi kiprah partai politik yang cenderung mengecewakan masyarakat akhir-akhir akan memengaruhi pandangan masyarakat terhadap partai politik. Begitu juga figur caleg yang lama maupun yang baru belum ada yang sreg di hati rakyat," ujarnya.--sumber lampung post--
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment